BAIT.ID – Revitalisasi Pasar Pagi Samarinda nyaris rampung. Pekerjaan tinggal menyelesaikan pemasangan jaringan listrik dan sejumlah fasilitas penunjang. Sementara itu, Dinas Perdagangan (Disdag) kini fokus melakukan pendataan ulang pedagang yang akan menempati kios baru.
Kepala Disdag Samarinda, Nurrahmani atau yang akrab disapa Yama, menjelaskan pendataan ini penting agar seluruh pedagang, termasuk Pedagang Kaki Lima (PKL) yang jumlahnya terus bertambah, bisa terakomodasi. Data awal yang menjadi acuan adalah hasil 2023, yakni sekitar 2.500 pedagang calon penghuni Pasar Pagi. Namun, perkembangan terbaru membuat validasi harus dilakukan kembali.
“Makanya sekarang kami kumpulkan berkas dan bukti pembayaran retribusi dulu. Kami ingin memastikan semua pedagang benar-benar terdata sebelum pasar resmi beroperasi kembali,” kata Yama belum lamai ini.
Proses validasi pedagang ditargetkan selesai Oktober mendatang. Setelah itu, Disdag akan menata lapak sesuai segmentasi barang dagangan. Untuk menentukan posisi kios, mekanisme undian acak akan diberlakukan, dengan sosialisasi lebih dulu agar pedagang memahami aturan main.
Selain pendataan, pemerintah juga mendorong penerapan sistem pembayaran digital di Pasar Pagi. Para pedagang diwajibkan membuka rekening tabungan di bank sebagai syarat transaksi non-tunai. “Karena kami maunya digitalisasi, jadi pedagang diarahkan membuka rekening,” ujar Yama.
Dari sisi infrastruktur, Pemkot memastikan seluruh fasilitas publik di Pasar Pagi sudah siap beroperasi. Asisten II Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, menyebut kebutuhan listrik untuk kios, musala, toilet, hingga eskalator telah terpasang dan segera diuji coba.
“Persiapan sudah matang, semua listrik untuk fasilitas publik ditanggung pemerintah. Tidak ada biaya tambahan bagi pedagang. Kalau ada kebutuhan pribadi seperti kipas angin atau dispenser, itu yang ditanggung masing-masing,” jelas Marnabas.
Jika sesuai rencana, pedagang mulai menempati kios baru Pasar Pagi pada Oktober atau November 2025. “Artinya, musala, toilet, hingga lampu penerangan sudah siap dipakai. Pemerintah menanggung semua kebutuhan fasilitas publiknya,” pungkasnya. (csv)