Ibu Hamil Jadi Kelompok Rentan Hepatitis, Dinkes Kaltim Cegah Penularan ke Bayi

Senin, 28 Juli 2025
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin

BAIT.ID – Ibu hamil kini menjadi perhatian utama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim dalam upaya memerangi penyebaran hepatitis. Langkah ini menyusul tingginya risiko penularan virus hepatitis B dari ibu ke bayi yang dapat berdampak seumur hidup.

Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, menuturkan bahwa perempuan yang tengah mengandung termasuk dalam kelompok paling rentan terinfeksi hepatitis, khususnya hepatitis B. Karena itu, deteksi dini di masa kehamilan menjadi langkah penting untuk mencegah penularan vertikal dari ibu ke anak.

“Jika ibu hamil diketahui positif hepatitis sejak awal, penanganan medis bisa segera dilakukan agar bayi lahir dengan aman dan tidak tertular,” kata Jaya, Senin 28 Juli 2025 pagi.

Baca juga  SILPA Kaltim Tembus Rp 2,5 Triliun, Pokja30: Jadi Beban Anggaran Tahun Depan

Hasil pemantauan Dinkes menunjukkan bahwa dari sekitar 55 ribu ibu hamil yang diperiksa sepanjang pertengahan 2025, ditemukan 1.197 kasus positif hepatitis B. Ini berarti sekitar dua persen ibu hamil di Kaltim terinfeksi virus tersebut.

Data ini menjadi sinyal bahwa infeksi hepatitis pada ibu hamil tidak bisa dianggap sepele. Tanpa intervensi yang tepat, virus bisa berkembang menjadi penyakit hati kronis dan bahkan kanker hati. “Idealnya, sistem kekebalan tubuh bisa membentuk antibodi untuk melawan, tapi tanpa penanganan medis yang cepat, risikonya sangat besar,” tambah Jaya.

Baca juga  Mahasiswa Demo Kantor Gubernur, Curiga Ada Relasi Gelap Kekuasaan di Lingkungan Pemprov Kaltim

Selain hepatitis B, Dinkes Kaltim juga menyoroti hepatitis C yang kerap ditemukan pada pengidap HIV. Kelompok ini turut menjadi sasaran skrining, mengingat tingkat keterkaitannya yang cukup tinggi.

Demi menekan laju infeksi hepatitis di seluruh lapisan masyarakat, Dinkes memperkuat program imunisasi hepatitis B yang telah masuk dalam daftar 14 imunisasi dasar lengkap. Pemeriksaan juga diperluas ke anak sekolah melalui program kesehatan rutin di institusi pendidikan.

“Bayi baru lahir, anak usia sekolah, ibu hamil, serta kelompok risiko tinggi seperti tenaga medis menjadi prioritas kami dalam vaksinasi dan skrining hepatitis,” ujar Jaya.

Baca juga  Wagub Kaltim Minta Maxim Patuhi SK Gubernur, Penyegelan Kantor Maxim Jadi Peringatan

Target cakupan skrining hepatitis B dan C di Kalimantan Timur tahun ini dipatok sebesar 96,7 persen, hampir menyamai target nasional sebesar 97 persen. Meski demikian, Jaya mengungkapkan bahwa pelaporan dari beberapa daerah masih dalam proses penyusunan.

Ia menegaskan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, kombinasi antara vaksinasi, edukasi, dan deteksi dini harus diperkuat, terlebih untuk ibu hamil sebagai garda pertama perlindungan generasi baru. “Kamu tidak ingin anak-anak kita memulai hidup dengan membawa virus. Pencegahan melalui ibu adalah kunci utama,” pungkasnya. (csv)

Bagikan