BAIT.ID – Museum Samarendah yang berdiri di pusat Kota Samarinda kini menghadapi kondisi memprihatinkan. Alih-alih menjadi magnet wisata budaya, museum ini justru tampak sepi pengunjung dan miskin koleksi sejarah yang bisa ditawarkan.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, menyoroti serius pengelolaan museum tersebut. Menurutnya, sejak diresmikan 2019 lalu, perkembangan Museum Samarendah nyaris tidak terlihat. Bahkan bangunan yang relatif baru sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan. “Belum genap enam tahun berdiri, sudah ada bagian bangunan yang bolong dan rusak,” ungkap Sri Puji.
Ia menambahkan, letak museum yang kurang strategis juga memperburuk keadaan. Bukannya menjadi destinasi wisata, kawasan museum kini lebih sering terlihat seperti tempat parkir. “Bukannya menjadi kawasan wisata, malah terkesan seperti lahan parkir biasa,” tegasnya.
Masalah lain yang tak kalah krusial adalah minimnya koleksi yang dipamerkan. Dengan jumlah terbatas, museum dinilai gagal memberi pengalaman berarti bagi pengunjung. “Koleksinya sangat sedikit. Kalau begitu, apa yang bisa ditawarkan untuk menarik orang datang?” ujarnya.
Sri Puji menilai, kondisi ini harus menjadi bahan evaluasi serius. Dengan kekayaan sejarah dan budaya yang dimiliki Samarinda, seharusnya museum bisa tampil lebih hidup dan berfungsi sebagai ruang edukasi publik.
“Kita mendorong adanya penyegaran, baik dari sisi koleksi maupun pengelolaan. Peninggalan budaya harus dilestarikan, dan museum seharusnya menjadi ujung tombaknya,” tandasnya. (csv)