BAIT.ID – Kesenjangan kualitas pendidikan di Samarinda masih terasa jelas antara kawasan perkotaan dan daerah pinggiran. Salah satu penyebab utamanya adalah keterbatasan sarana dan prasarana (sarpras) pendidikan.
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, M. Novan Syahronny Pasie, menegaskan ada dua faktor krusial yang menentukan mutu pendidikan di Kota Tepian. Pertama, ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai, dan kedua peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Dua hal yang paling dominan adalah sarana pendidikan itu sendiri serta penguatan SDM pendidiknya,” ujarnya.Menurut Novan, kedua aspek ini saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Tanpa fasilitas yang layak, pembelajaran akan terhambat. Begitu pula tanpa tenaga pendidik berkualitas, kurikulum tidak akan berjalan maksimal.
Ia mencontohkan masih banyak sekolah yang belum memiliki laboratorium lengkap, ruang penunjang belajar seperti musik dan seni, hingga perpustakaan yang representatif. Padahal fasilitas tersebut penting untuk mendukung kreativitas dan pengembangan bakat siswa.
Selain itu, Novan menilai penerapan kurikulum juga menjadi pekerjaan rumah yang tak kalah penting. Peran guru dan kepala sekolah sangat menentukan agar perangkat pembelajaran benar-benar bisa diterapkan dan dipahami siswa.
“Dengan begitu, proses belajar mengajar, baik di dalam maupun luar kelas, dapat melahirkan lulusan yang berkualitas,” pungkasnya. (csv)