BAIT.ID – Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda memberikan klarifikasi atas kritik yang muncul terkait pelaksanaan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2025. Kegiatan tahunan yang menjadi pintu awal pengenalan kampus bagi mahasiswa baru ini sempat menuai sorotan, terutama karena kehadiran Wakil Gubernur Kaltim dan perwakilan Kodam VI/Mulawarman.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unmul, Prof. Moh. Bahzar, mengatakan bahwa pelibatan kedua tokoh tersebut bukan tanpa alasan. Pihak rektorat, ingin memberikan gambaran langsung kepada mahasiswa baru mengenai program pemerintah daerah serta wawasan kebangsaan yang relevan, terutama menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80.
“Karena Wagub membawa program strategis yang perlu diketahui mahasiswa. Ini agar informasi tidak datang sepihak dari kami, tapi langsung dari sumbernya. Salah satunya soal Gratispol, yang penting diketahui mahasiswa dan masyarakat,” ujar Prof. Bahzar saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 7 Agustus 2025 siang.
Selain itu, hadirnya perwakilan dari Kodam VI/Mulawarman yang diwakili oleh Kapoksahli Pangdam, Brigjen TNI Deni Sukwara, menurutnya bertujuan memberikan pemahaman tentang wawasan kebangsaan dan geopolitik. Hal ini dianggap penting untuk membekali mahasiswa dalam memahami dinamika nasional secara utuh.
“Tak ada maksud untuk mengindoktrinasi. Justru kami ingin memperkaya perspektif mahasiswa. Apalagi menjelang HUT RI, ini menjadi momentum tepat untuk menanamkan nilai kebangsaan,” imbuhnya.
Prof. Bahzar menegaskan bahwa PKKMB tahun ini melibatkan banyak pihak dari internal kampus sebagai bentuk kolaborasi dan tanggung jawab bersama. Tidak hanya bidang kemahasiswaan dan akademik, tetapi juga kepala biro, kasubbag, hingga ketua jurusan turut ambil bagian dalam kepanitiaan.
“Tujuannya agar seluruh civitas akademika merasa memiliki kegiatan ini. Bukan kerja satu dua orang, tapi kerja kolektif untuk menyambut mahasiswa baru dengan semangat kebersamaan,” jelasnya.
Soal aksi simbolik dari sejumlah mahasiswa yang sempat mencuri perhatian, seperti membalikkan badan saat Wakil Gubernur berbicara, serta menyanyikan lagu “Buruh Tani” saat sesi dari pihak Kodam, Prof. Bahzar merespons dengan tenang. Ia menyebutnya sebagai bagian dari dinamika demokrasi di lingkungan akademik.
“Ekspresi mahasiswa itu wajar saja, bagian dari kebebasan berekspresi. Tentu dari sisi etika mungkin kurang tepat, karena ini momen penyambutan. Tapi kalau tak ada warna seperti itu, kampus justru kehilangan ruhnya,” ujarnya sembari tersenyum.
Dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 6.300 orang, Unmul mengakui tantangan besar dalam mengelola agenda PKKMB. Namun, Prof. Bahzar menegaskan, pihaknya berupaya semaksimal mungkin agar kegiatan ini tidak hanya menjadi seremoni, tapi juga memberi bekal nilai dan informasi yang bermanfaat bagi mahasiswa baru. (csv)